ATURAN PENULISAN TANDA BACA
Untuk penggunaan tanda titik dalam tulisan, harus memenuhi aturan sebagai berikut:
1.
Pada
akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.
2.
Pada
akhir singkatan nama orang.
3.
Pada
akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
4.
Pada
singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
5.
Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda
titik.
6.
Untuk
memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
8.
Untuk
memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah
9.
Tidak
dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata,
atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah
diterima oleh masyarakat.
10. Tidak dapat dipakai dalam
singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
uang.
11. Tidak dapat dipakai pada akhir
judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan
sebagainya.
12. Tidak dapat dipakai di belakang
alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat.
13. Di belakang angka atau huruf
dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar.
Penggunaan tanda baca koma, biasanya ditemukan dalam:
1.
Dipakai
di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2.
Untuk
memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului
oleh kata seperti tetapi, melainkan, dan lain-lain.
3.
Untuk
memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului
induk kalimatnya.
4.
Tidak
dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
5.
Dipakai
di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
6.
Dipakai
di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat
pada awal kalimat.
7.
Untuk
memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
8.
Dipakai
di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat
dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
9.
Dipakai
di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbit.
10. Dipakai untuk memisahkan bagian
nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
11. Dipakai di antara nama orang
dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama
keluarga atau marga.
12. Dipakai di muka angka
persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
13. Untuk mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi.
14. Tidak dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung
tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian
lain kalimat.
Tanda titik koma dapat digunakan untuk:
1.
Untuk
memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
2.
Untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti
kata penghubung.
Penggunaan
Tanda Titik Dua (:)
Penggunaan tanda baca titik dua banyak ditemukan:
Penggunaan tanda baca titik dua banyak ditemukan:
1.
Pada
akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian.
2.
Sesudah
ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
3.
Dalam
teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
4.
Jika
rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
5.
Di
antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab
suci, atau di antara judul dan anak-anak suatu karangan.
Tanda hubung dapat digunakan untuk:
1. Menyambung suku-suku kata dasar
yang terpisah oleh pengamatan baris.
2. Menyambung awalan dengan bagian
kata di belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada
pergantian baris.
3. Menyambung unsur-unsur kata
ulang.
4. Menyambung huruf kata yang
dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
5. Untuk memperjelas hubungan
bagian-bagian ungkapan.
6. Untuk merangkaikan se-
dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan
angka, angka dengan -an, dan singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau
kata.
7. Untuk merangkaian unsur Bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Tanda tanya dapat digunakan pada:
1. Akhir kalimat tanya.
2. Di antara tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Penggunaan Tanda Kurung ( )
Tanda baca kurung dapat digunakan untuk:
1. Mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
2. Mengapit angka atau huruf yang
memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh
kurung tutup saja.
3. Mengapit penjelasan yang bukan
merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan.
Tanda garis miring biasanya digunakan dalam:
1. Penomoran kode
2. Sebagai pengganti kata dan,
atau, per, atau nomor alamat.
Penggunaan Tanda
Petik Ganda ("...") Tanda petik ganda digunakan untuk:
1. Mengapit petikan langsung
berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda
petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
2. Mengapit judul syair, karangan,
dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat.
3. Tanda petik penutup mengikuti
tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
4. Mengapit istilah ilmiah yang
masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
5. Tanda baca penutup kalimat atau
bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau
ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
1. Penulisan kata bilangan tingkat
dapat dilakukan dengan cara, misalnya; Paku Bowono X, atau Paku Bowono ke-10.
2. Penulisan kata bilangan yang
mendapat akhiran-an
3. Lambang bilangan yang dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata, ditulis, dengan huruf kecuali jika
beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan
pemaparan.
4. Lambang bilangan pada awal
kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu susunan kalimat diubah sehingga
bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu dua kata, tidak terdapat lagi
pada awal kalimat.
5. Angka yang menunjukkan bilangan
bulat yang besar dapat dieja untuk sebagian supaya lebih mudah dibaca.
6. Untuk dokumen resmi, seperti
akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks.
No comments:
Post a Comment