Tuesday 5 February 2019


GARA-GARA “GAME ON LINE”

            Hari ini Anton tidak masuk sekolah. Ia memang berangkat seperti biasa namun tidak pernah sampai ke sekolah. Kemana? Anton pergi ke tempat game on line yang lokasinya tidak jauh dari sekolah.
            Ya, Anton sudah mantap kalau hari ini ia bakal bolos sekolah untuk pergi ke tempat game on line. Ia masih penasaran dengan permainan kemarin sehingga hari ini ia merencanakan untuk kembali ke tempat permainan tersebut. 
            Seperti biasa Anton diantar ayahnya berangkat sekolah. Ayahnya tidak menaruh curiga sedikitpun. Anton turun di depan pintu gerbang sekolah lalu pura-pura masuk ke halaman sekolah. Akan tetapi setelah ayahnya berlalu, ia segera ke luar dari halaman sekolah dengan santai seakan-akan tidak terjadi sesuatu. Kemudian ia membuka baju seragamnya lalu memasukkan ke dalam tas. Dari rumah, Anton sudah memakai kaos sehingga ia tidak terlalu sulit untuk mengganti baju seragam dengan kaos. Setelah dirasa aman, Anton segera menuju lokasi game on line.
            Tanpa disadari oleh Anton, ada sepasang mata yang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Anton. Ia adalah Pak Abdullah Kepala SD Sukadamai. Pak Abdullah sengaja tidak menegur Anton secara langsung. Beliau ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh Anton berikutnya.
            Sementara itu, Anton yang merasa yakin bahwa apa yang dilakukan tidak diketahui orang, segera bergegas menuju ke warnet XYZ, tempat ia akan menuntaskan hasrat bermain gamesnya. Sesampai di warnet, ia segera mencari tempat yang kemarin ia gunakan. Suasana warnet cukup sepi karena hari itu memang bukan hari libur.
Saat Anton masuk petugas bertanya sinkat, “Nggak sekolah, Dik?”
            “Libur.” Jawab Anton singkat pula.
            Tak berapa lama kemudian Anton sudah duduk di depan komputer. Tanpa ia sadari Pak Abdullah sudah sampai juga di warnet XYZ. Beliau sengaja membiarkan Anton untuk menyalakan komputernya dulu. Pak Abdullah ingin tahu secara langsung apa yang dilakukan Anton.
            Selang beberapa waktu kemudian, dan setelah yakin apa yang dilakukan oleh Anton, Pak Adullah segera menuju ke tempat Anton yang sedang asyik bermain.
            “Selamat pagi, Anton...” sapa Pak Abdullah pelan.
            Anton yang sedang asyik memulai permainannya tersentak kaget. Ia hapal betul dengan suara orang yang menyapanya tersebut. Dengan suara gemetar, Anton menjawab sapaan Pak Abdullah.
            “Se...la...mat... pa...pa...gi, Pak.”
            “Sedang apa Anton?” tanya Pak Abdullah penuh selidik.
            “Main games on line, Pak.” Jawab Anton dengan rasa takut.
            “Kenapa tidak sekolah, Anton?” tanya Pak Abdullah selanjutnya. Anton tertunduk ketakutan dan tak lagi berani menjawab.
            “Ayo sekarang kenakan baju seragammu dan kembali ke sekolah. Sewa gamesnya biar Bapak yang bayar.”
            Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, Anton tak berani berkutik. Ia hanya menurut apa yang dikatakan Pak Abdullah. Ia segera mengenakan baju seragamnya dan mengikuti Pak Abdullah kembali ke sekolah. Sesampai di sekolah Anton diajak ke ruang Kepala Sekolah dan dinasihati oleh Pak Abdullah. Selain itu, Pak Abdullah juga segera menelepon Ayah Anton supaya datang ke sekolah.
            “Selamat pagi Bapak. Mohon maaf jika pagi ini Bapak saya minta untuk datang ke sekolah.”
            “Ya, Bapak Kepala Sekolah. Apakah ada sesuatu yang penting sehingga saya diminta datang ke sekolah?”
            “Begini Bapak. Tadi saya mendapati Anton putra Bapak sedang bermain games di warnet XYZ. Padahal ini jam sekolah.”
            Mendengar penjelasan Kepala Sekolah tersebut, ayah Anton segera menatap putranya dalam-dalam. Anton yang merasa bersalah segera menundukkan kepala dan mulai menangis. Sambil terbata-bata, Anton minta maaf pada ayahnya dan kepada Kepala Sekolah.
            “Maafkan Anton Ayah. Maafkan Anton Bapak Kepala Sekolah. Anton berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan ini. Anton janji..!”
            “Baik Anton, Bapak maafkan. Tapi sekarang lebih baik Anton ikut pulang bersama Ayah untuk merenungkan perbuatan Anton hari ini. Selain itu Anton juga supaya membuat niat ke depan atau janji supaya tidak mengulangi perbuatan hari ini. Semua ditulis tangan dengan rapi ditandatangani Anton dan orang tua. Besok pagi diserahkan kepada Bapak.”
            “Ya, Pak terima kasih.” 
            Anton benar-benar menyesal atas apa yang sudah ia lakukan hari itu. Ia berjanji untuk rajin belajar. Ia juga berjanji untuk tidak membolos sekolah lagi. Pengalaman hari itu sungguh menjadi pengalaman yang sangat berharga buat Anton.
           

           


No comments:

Post a Comment